Jumat, 28 April 2017

laporan fiswan



1.             JUDUL PRAKTIKUM
       Termoregulasi
2.    TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui perubahan gerakan opeculum ikan mas komet ( carrassius auratus ) dan katak terhadap perubahan suhu air
2.  mengetahui respon tingkah laku ikan mas komet ( carrasius auratus )
3.    LANDASAN TEORI
       Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi mencerminkan keseluruhan   toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabel lingkungan ang dihadapi organisme tersebut ( campbell. 2004; 288 ). Artinya bahwa seyiap organisme harus mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa respon morfologi, fisiologis dan tingkah laku. Pada lingkungan perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan homeostatis yang diperlukan bagi pertumbuhan dan reproduksi biota perairan ( rtunas, 2005:16 )
            Suhu merupakan faktor penting dalam ekosistem perairan (Ewusie.1990: 180). Kenaikan air dapat akan menimbulkan kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu. Menurut Soetjipta (1993: 71) Air memiliki beberapa sifat termal yang unik, sehingga perubahan suhu dalam air berjalan lebih lambat dari pada udara. Selanjutnya Soetjipta menambahkan bahwa walaupun suhu kurang mudah berubah di dalam air dari pada di udara, namun suhu merupakan faktor pembatas utama, oleh karena itu, makhluk akuatik sering memiliki toleransi yang sempit.
Ikan merupakan hewan ektotermik yang berarti tidak menghasilkan panas tubuh, sehingga suhu tubuhnya tergantung atau menyesuaikan suhu lingkungan sekelilingnya (HOOLE at al, dalam Tunas, 2005: 16). Sebagai hewan air, ikan memiliki beberapa mekanisme fisiologis yang tidak dimiliki olehhewan darat. Perbedaan habitat menyebabkan perkembangan organ-organ ikan disesuaikan dengan kondisi lingkungan (Yushinta, 2004: 14). Secara keseluruhan ikan lebih toleran terhadap perubahan suhu air, beberapa spesies mampu hidup pada suhu air mencapai 2900C, sedangkan jenis lain dapat hidup pada suhu air yang sangat dingin, akan tetapi kisaran toleransi individual terhadap suhu umumnya terbatas (Sukiyah, 2005: 9).
Ikan hidup di dalam air yang mempunyai suhu relative tinggi akan mengalami kenaikan kecepatan respirasi. Hal tersebut dapat diamati dari perubahan gerakan operculum respirasi. Kisaran toleransi suhu antara spesies ikan satu dengan lainnya bebeda, misalnya pada ikan salmonid suhu terendah yang dapat menyebabkan kematian berada tepat diatas titik beku,  suhu tinggi dapat menyebabkan kematian berada tepat diatas titik beku, sedangkan suhu tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis ikan(Tunas, 2005: 16-17). Telah diketahui diatas bahwa suhu merupakan faktor abiotik yang paling berpengaruh pada lingkungan perairan , maka perlu di ketahui bagaimana suhu mempengaruhi aktifitas biologis spesies ikan tertentu melalui gerakan operculum ikan Mas Komet (Carassius auratus).
4.    ALAT DAN BAHAN
                 Tabel 8.1 alat dan bahan termoregulasi
Alat
Jumlah
Bahan
Jumlah
Bejana kaca / mangkuk
1 buah
Katak
1 ekor
Termometer
2 buah
Han tally counter
1 buah
Air
Secukupnya
Toples
2 buah
bunsen
1 buah
Ikan mas
2 ekor
Korek api
1 buah
Kaki tiga
1 buah
Kawat kasa
1 buah
Es batu
Secukupnya
Gelas beker
1 buah
stopwatch/  jam tangan
1 buah




5.    CARA KERJA
1.      Isilah toples dengan air yang jernih hingga hampir penuh. Masukkanlah ikan mas itu kedalam toples . Kemudian masukkan juga termometer kedalam toples tersebut sedemikian rupa sehingga pembacaan petunjuk termometer bisa dilakukan dengan benar dan jelas.
2.      Dalam keadaan ini kita catat penunjuk suhu dengan seksama, Kemudian kita hitung berapa kali insang ikan mas itu bergerak buka tutup setiap menitnya. Catatlah data ini. Amati dan hitung beberapa kali untuk memperoleh harga rata-ratanya.
3.      Sekarang masukkanlah toples itu kedalam mangkuk yang berisi balok es batu. Lakukanlah ini sedemikin rupa sehingga perubahan suhu mendadak dan merata pada seluruh air dalam bejana itu.
4.      Segera catat perubahan suhu yang terjadi. Kemudian hitung lagi gerakan buka tutup insang setiap menitnya. Catat data ini dan lakukan sedikitnya tiga kali. Gerakan buka tutup insang ini menunjukkan kegiatan respirasi ikan mas tersebut.
5.      Gantilah air dalam toples itu dengan air jernih lain yang berbeda suhunya, gunakan air yang lebih hangat dari air sebelumnya. Kemudian lakukanlah pengamatan seperti 1, 2, 3 dan 4 diatas. Bandingkanlah hasilnya dengan pengamatan sebelumnya.
6.      Tidak semua ikan sama laju gerak insangnya, dengan kata lain tidak semua ikan kemampuan respirasinya sama. Lakukan percobaan ini untuk ikan yang lebih besar atau lebih kecil, atau juga untuk ikan jenis lain.
7.      Lakukan kegiatan yang sama (1-6) menggunakan katak
8.      Gambar situasi percbaan ini bisa dilihat pada gambar



6.         HASIL PENGAMATAN 
·            Pengamatan pada ikan besar          
Waktu pengamatan
Air normal
Suhu( 230C)              
Air dingin
Suhu ( 190C) 
Air panas
suhu(400C)

1 menit


99

110

90

1 menit


110

106

96

1 menit


112

107

110

·       Pengamatan pada ikan kecil
Waktu pengamatan
Air normal
Suhu( 230C)
Air dingin
Suhu ( 190C) 
Air panas
suhu(400C)

1 menit


80

85

82

1 menit


60

74

113

1 menit


77

77

75





·         Pengamatan pada katak 
Waktu pengamatan
Air normal
Air dingin
Air panas

Suhu katak


26 0C

15 0 C

40 0C
Suhu lingkunngan

23 0C

17 0C

410 C





Gambar 8.1 percobaan menggunakan air normal (suhu 230C ) 

 
Gambar 8.2 percobaan  menggunakan  air dingin (suhu 190C)
       


Gambar 8.3 percobaan  menggunakan air panas (suhu 400C )
                                 


 

 
Gambar pengukuran suhu katak  ( 200C ) 

 

Gambar pengukuran suhu lingkungan pada katak (230C )
                                                         




7.         PEMBAHASAN

Suhu sangat berpengaruh pada proses metabolisme mahluk hidup. Salah satunya adalah pernapasan atau respirasi pada hewan . untuk hewan-hewan tertentu hanya bisa hidup pada daerah yang perubahan suhunya tidak terlalu menyolok. Demikian pula pada manusia, perubahan suhu akan menggangu proses metabolisme dalam tubuh. Bila kita mengalami perubahan suhu lingkungan, biasanya kita merasa tidak enak badan atau kesehatan agak terganggu. Pada percobaan ini kita akan mengamati pengaruh perubahan suhu pada seekor ikan mas.
Termoregulasi merupakan proses homeostasis untuk menjaga agar suhu tubuh suatu hewan tetap dalam keadaan stabil.dengan cara mengontrol atau mengatur keseimbangan antara banyaknya energi (panas) yang diproduksi dengan energi yang dilepaskan. Termogenesis atau pembentukan panas yang terdapat pada hewan dapat diperoleh dari proses metabolisme atau hewan endoterm, yang berlangsung dalam tubuh hewan itu sendiri, atau dapat juga diperoleh dari absorbsi panas dari lingkungan eksternal (hewan ektotermi), terutama dari radiasi matahari.
Karena hewan endoterm harus mempertahankan suhu tubuhnya dengan cara metabolisme, sedangkan pada hewan ektoterm panas tubuh dapat diperolah dari lingkungannya. Selain hewan endoterm dan ektoterm terdapat kelompok hewan yang meperoleh energi panas tubuhnya dari proses metabolisme, tetapi hewan tersebut tidak dapat mempertahankan suhu tubuhnya pada kisaran suhu lingkungan yang sempit, hewan-hewan seperti ini masuk dalam kelompok hewan heterotermi, contohnya mamalia kecil, bangsa burung dan serangga yang dapat terbang.
Suhu tubuh hewan tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi dan atau diabsorbsi dengan panas yang hilang atau dilepaskan dapat berlangsung secara radiasi, konduksi, konveksi ataupun evaporasi :
Ø  Radiasi merupakan transfer energi secara elektromagnetik yang tidak memerlukan medium untuk merambat dengan kecepatan cahaya.
Ø  Konduksi merupakan transfer panas secara langsung antara 2 materi padat yang berhubungan langsung tanpa adanya transfer molekul.
Ø  Konveksi suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas, besarnya konveksi juga tergantung pada luas kontak permukaan dan perbedaan suhu
Ø  Evaporasi merupakan konversi ari zat cair menjadi uap air, besarnya laju konversi kehilangan panas.
Secara umum laju pertukaran panas kedalam dan keluar tubuh hewan tergantung pada :
Ø  Luas permukaan tubuh
Ø  Perbedaan suhu
Ø  Konduktan spesifik
Proses – proses yang dapat mempengaruhi produksi panas tubuh yaitu :
Ø  Mekanisme gerakan
Ø  Mekanisme otonom
Ø  Mekanisme adaptif
Perubahan suhu berpengaruh besar terhadap proses fisiologi. Salah satunya dalah terhadap proses metabolisme yang dapat diukur melalui laju konsumsi oksigen dalam batas toleransi tertentu, laju konsumsi oksigen akan meningkat sesuai dengan peningkatan suhu. Salah satu estimasi pengaruh suhu terhadap laju konsumsi oksigenadalah dengan menggunakan hukum Vant’Hoff
Pertanyaan
1.      Bagaimana perubahan gerak ingsang terhadap perubahan suhu bisakah anda menghubungkannya dengan proses –proses metabolisme didalam tubuh hewan ( ikan )?
Jawab :
Pada air dingin maka gerakan insangnya akan lebih cepat, pada air panas (suhu tinggi) gerakan insangnya mulai melemah dari pada suhu rendah, sedangkan pada suhu normal maka gerakan insangnya akan normal. Pengaruh suhu pada proses metabolisme yaitu pada suhu rendah dan suhu tinggi maka metabolisme didalam tubuh ikan tersebut akan terganggu, dan mengakibatkan melemahnya gerakan insang.

2.      Bagaimana dengan jenis ikan yang lain yang lebih besar? Apa hubungan antara ikan dengan kegiatan respirasi ?
Jawab :
Ikan yang lebih besar akan lebih cepat gerakan insangnya. Hubungan dengan kegiatan respirasi yaitu semakin besar tubuh hewan (ikan) maka semakin cepat proses respirasinya atau semakin banyak membutuhkan oksigen.
3.      Dari hasil percobaan ini dapatkah anda menentukan perubahan suhu  terbesar yang masih diperolehkan anda pada suatu jenis ikan agar ikan itu  tidak banyak mengalami gangguan metabolisme ? dari kesimpulan ini bisakah anda merencanakan atau memperkirakan lingkungan suhu yang baik untuk membiakkan ikan ?
Jawab :
Suhu terendah yang tidak mengganggu proses metabolisme ikan yaitu 190C, sedangkan suhu tertingginya yaitu 400C. Lingkungan atau suhu yang baik untuk pembiakan ikan yaitu suhu 230C.

4.      Bagaimana kondisi katak menghadapi perubahan suhu? Lingkungan suhu manakah yang paling banyak untuk populasi katak ?
Jawab :
Katak cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan suhu yang baik pada pertumbuhan katak pada kisaran ( 23 0c ).

8.                       KESIMPULAN
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
Gerakan insang pada air dingin yaitu pergerakan insangnya lebih cepat, pada air panas gerakan insangnya mulai melemah dari pada suhu dingin, sedangkan pada suhu normal maka gerakan insangnya akan normal. Pengaruh suhu pada proses metabolisme yaitu pada suhu rendah dan suhu tinggi maka metabolisme didalam tubuh ikan tersebut akan terganggu, dan mengakibatkan melemahnya gerakan insang.
Ikan yang lebih besar akan lebih cepat gerakan insangnya. Hubungan dengan kegiatan respirasi yaitu semakin besar tubuh hewan (ikan) maka semakin cepat proses respirasinya atau semakin banyak membutuhkan oksigen.
Suhu terendah yang tidak mengganggu proses metabolisme ikan yaitu 190C, sedangkan suhu tertingginya yaitu 400C. Lingkungan atau suhu yang baik untuk pembiakan ikan yaitu suhu 230C. sedangkan pada katak suhu katak yaitu 200C Suhu lingkungan pada katak yaitu 230C.




DAFTAR PUSTAKA

Campbell.2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta . penerbit Erlangga

 Djamal, zoer,aini. 1992. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Laporan Praktikum Sistem Reproduksi Mencit Jantan

LATIAHAN I SISTEM REPRODUKSI JANTAN A.     TUJUAN 1.       Mengenal sistem organ reproduksi mencit jantan B.       TINJAUAN...